Pengaruh Boraks dan Formalin pada makanan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada
bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
A.
Latar Belakang Masalah
Sekarang ini sudah banyak sekali baha
kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat
pekerjaan manusia dalam membuat makanan
lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan
kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahkan kimia tersebut tidak boleh
dipergunakan dalam pembutan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga
memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa
yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan
akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh krena itu, kami berusaha merangkum
sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakiakn dan
mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
B.
Pembatsan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan
sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangakan
formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi
serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang
berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila
digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu
yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan
kimia tersebut bisa jadi sngatlah fatal, dari kanker bisa menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha
membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri
serta bagaiman kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah ssatu
bahan baku pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunan boraks dan
formalin dari pangan tersebut serta bagaiman solusi yang harus dilakukan demi
membasmi hal ini dan mncegah terjadi lagi.
C.
Perumusan Masalah
1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak
tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2. Jenis pangan apa saja yang menjadi
sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3. Bagaiman mengetahui suatu pangan dibuat
dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks atau
formalin?
5. Bagaimana penaganan penggunaan boraks
dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secar tuntas?
D.
Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan
formalin. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks
dan formalin pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negative dari
penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan
pemerintah dalam memberantas penggunaan boraks dan formalin pada makanan.
E.
Metode Penulisan
Pada
penulisan karya tulis ini kami menggunakan metode, yaitu dengan angket. Di mana
angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan
yang telah ada.
F.
Hipotesa
1. Boraks dan formalin merupakan bahan
pengawet yang umumnya digunakan untuk industry tekstil, kayu, dsb. Dapat juga
digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada
kaitannya dengan makanan.
2. Jenis pangan yang menjadi sasaran
penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe,
bakso, dan ikan asin.
3. Akibat dari penggunaan boraks dan
formalin pada produk pangan adalah berbagai ganguan pada saluran pencernaan,
hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena
langsung. Dan bila terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan kanker bahkan
kematian.
4. Sebenarnya pemerintah telah berperan
dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi
tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak dapat
mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat
orang-orang keracunan atau terkena pennyakit lainnya, disebabkan memakan
makanan yang mengandung boraks dan formalin.
G.
Manfaat
Dapat
mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai
pengawet sehingga dapt menghindarinya. Dapat menghindari secara langsung
penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Dapat menambah wawasan
dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin
pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan
boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Boraks
merupakan garam natrium yang banyak digunakan diberbagai industry non pangan,
khususnya industry kertas, gelas, pengawet kayu da keramik. Boraks biasa berupa
sebuk Kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak
dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan
antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuatdalam boraks berasal dari kandungan
asam borat didalamnya.
Asam
bort sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya larutan
asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai
boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan
salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka
luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa
pengaruh boraks pada kesehatan :
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah,
diare, konvulusi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis :
Nafsu
makan menurun, gangguan pencernaan, gangguan SSP ( bingung dan bodoh), anemia,
rambut rontok, dan kanker.
Sedangkan
formalin cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi
serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin
memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alcohol.
Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa
terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit
kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akakn menyebabkan
kemerahan pada kulit, gatal dan kulit terbakar.
c. Jika terkena mata akan meyebabkan mata
memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual,
muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan
jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilang pandangan,
kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks
dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan
diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan
kedua bahan ini dan tidak meperhitungkan bahayanya. Pada umunya, alasan para
produsen menggunakan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan adalah
karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harganya
relative murah dibanding bahan pengawet lain
yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin
merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan
rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam
pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk,
ikan, tahu, mie, dan juga dagig ayam.
Boraks dan formalin merupakan bahan tambahan yang
sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam
konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita
dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang
digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung
formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara mengindentifikasi makanan
yang mengguanakan boraks dan formalin :
Ø Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas
yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
Ø Kerupuk yang menggunakan boraks kalau digoreng akan
mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Ø Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu
kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cermelang, dan memiliki bau
menyengat khas formalin.
Ø Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur,
awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es,
dan berbau menyengat khas formalin.
Ø Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu
kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak
mengkilap.
BAB III
METODE
PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami
gunakan adalah penelitian koleratif. Yang dimaksud dengan penelitian koleratif
adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan
pengertian tersebut kami meghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori
yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian
yang benar dan tepat.
B. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan
data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket
kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan
tentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab denga jawaban yang
berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling
berkaitan.
C. Teknik Analisa Data
Cara kami dalam menganalisa
data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama. memastikan bahwa semua data dan
landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai
menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasi jawaban-jawaban
daritiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih.
Langkah beriktnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan
data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada.
Langkah terakhir, kami menuangkan dalam karya tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks
dan formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan
jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu
dilengkapi hasil angket sebelumnya.
A. Pengetahuan Akan Boraks dan Formalin
Menurut hasil angket kami,
didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin
adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan
formalin adalah 11 orang, dari total angket 40 orang yang dibagikan.
Hal ini menunjukkan bahwa
responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih
banyak dari pada yang tidak mngetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam
persen maka 72,5 % responden menyataka mengetahui boraks dan formalin.
Sedangkan 27,5 % lainya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin.
Hasil ini menunjukkan bahwa
penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering
disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu
boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakanya secara benar, sesuai dengan
fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin
tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat
dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.
B. Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan
Melalui hasil angket yang
telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang
mengerti aka dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu tahu
tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah responden yang
tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak
begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2
orang. Jika dituangkan dalam prosentase adalah sebagai berikut :
1.
Jawaban A : 45 %
2.
Jawaban B : 5 %
3.
Jawaban C : 50 %
Dari hasil
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu
atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
Lalu apa
sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
a.
FORMALIN
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet
untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia
akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas
dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta
gejala lainnya.
Pengaruh formalin terhadap kessehatan :
Ø Jika terhirup
Rasa
terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit
kepala, kanker paru-paru.
Ø Jika terkena kulit
Kemerahan,
gatal, kulit terbakar.
Ø Jika terkena mata
Kemerahan,
gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan.
Ø Jika tertelan
Mual,
muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan
hati, kerusakan syaraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan
kematian.
b.
BORAKS
Efek tosiknya akan tersa bila boraks dikonsumsi secara
komulatif dan penggunaanya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
Ø Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare,
konvulusi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
Ø Tanda dan gejala kronis :
Nafsu makan menurun,
gangguan pencernaan, gangguan SSP ( bingung dan bodoh), anemia, rambut rontok,
dan kanker.
Formalin dan
boraks berupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar
konsentrat formali dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada
baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan
anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin an boraks
tidak boleh digunakan dalam makanan.
C. Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin dan Boraks
Berdasarkan penelitian
melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah responden yang menganggap bahwa
tahu dan bakso adalah makan yang paling sering diberi formalin sebanyak 33
orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih
kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung formalin dan
boraks yang biasa mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso
sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.
Data ini menunjukkan bahwa
kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu dan bakso merupakan
makanan yang biasa diberi formalin dan boraks. Tahu dan bakso memang culup
dikenal sering diberi formalin maupun boraks. Berdasarkan penelitian Badan
Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks dan
formalin pada ikan dan hasil laut meningkati peringkat teratas. Yakni, 66% dari
total 786 sampel. Sementara mie basah menempati posisi kedua dengan 57%. Tahu
dan bakso berada diurutan berikutnya yakni 16% dan 15%.
Dan dari pernyataan nomor
tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka palig sering
mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan
bakso adalah makan yang biasa mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka
masih tetap sering mengkonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan bakso
yang paling serinng sering mengandung formalin dan boraks?. Mungin hal ini
disebabkan karena siswa SMA Kanisius percaya bahea para pedagang di Kanisius
pasti tidak memberikan formalin maupun boraks pada daganganya, maka mereka
tidak takut untuk mengkonsumsinya.
Namun tetap saja, formalin
dan boraks sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun berdasarkan hasil
penelitian BAdan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan
boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah
16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan
yang akan kiat makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks
maupun formalin.
Oleh karena itu, dibawah ini
kami paparkan mengenai cirri-ciri makanan yang diberi boraks maupun formalin :
a.
Mie basah
Penggunaan
formalin pada mie basah akan menyebabkan mie tidak rusak sampai 2 hari pada
suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es (10 derajat celcius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tindak
lengket,dan mie lebih mengkilap dibadingkan mie normal. Penggunaan boraks pada
pembuatan mie akan menghilangkan tekstur yang lebih kenyal.
b.
Tahu
Tahu
merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan
gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa
saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila
menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu
biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa
formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak
sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius). Tahu juga akan terlampau
keras, namun tidak padat. Bau agak menyengat, bau formalin.
c.
Bakso
Bakso
tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar (25 derajat celcius). Teksturnya
juga sangat kenyal.
d.
Ikan segar
Ikan
segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit
dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25derajat celcius).
Warna insang merah tua dan tidak cermelang, bukan merah segar dan warna daging
ikan putih bersih.
e.
Ikan asin
Ikan
asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dank eras, bagian luar kering
tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandunng air.
Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin
yang tidak berformalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar
(25 derajat celcius). Tubuh bersih, cerah.
D. Peran Pemerintah dalam Memberantas Boraks dan Formalin di Indonesia.
Walaupun penyebaran boraks
dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah
masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam mengangani hal ini. Buktinya
bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan
pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya pemerintah sudah
berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang
panganan merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan
manisan pulm; menngeluarkan permenkes no 722/1998 tentang bahan tambahan yang
dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan
tambahan makanan yang diizinkan dalam proses prouksi makanan dan minuman sesuai
UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, dan UU No. 71/1996. Tetapi upaya
yang dilakukan BPOM tersebut, hanya dianggap gertakan pedagang, karena BPOM
hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi BPOM tidak melakukan
tindakan tegas bagi pedagang yag masih menggunakan boraks an formalin, bahkan
badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
Data angket yang kami
sebarkan ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut anda apakah
peran pemerintah sudah ada dlam pemberantasan formalin?” dan dari pertanyaan
itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 17 orang
menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya
pemerintah tidak ada sama sekali.
Dari hasil angket diatas,
dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena lebih banyak
orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin
disebabkan karena memang pemerintah kurang serius/ tegas dalam menangani
masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan
kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah
ini.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan
saran.
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulakan
bahwa :
a.
Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin
secar pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainya yang belum begitu mengetahui
apa itu boraks dan formalin.
b.
Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak
penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang
mengetahui secara pasti.
c.
Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling menjadi
sasaran penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai
hal ini terjadi.
B.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini
kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut :
·
Berikan penyuluha lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan
formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai
fungsinya.
·
Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan
tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah
tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
·
Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya
bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
·
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantsan dan
pencegahan penggunaan boraks dan
formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika
melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada
makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan
formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembelinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar