Rabu, 12 Juni 2013

KANKER SERVIKS

KANKER SERVIKS

A.       DEVINISI

Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Pertama, beberapa sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra-kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut displasia.
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini terdiri dari berbagai macam tipe. Namun terdapat dua tipe yang paling membahayakan, yaitu HPV tipe 16 dan HPV tipe 18.

B.     PENYEBAB
Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab penyakit kanker serviks dapat terjadi, yaitu:
1)     Hubungan seks usia muda
2)     Hubungan seks multi-patner
3)     Hamil/ melahirkan di usia muda
4)     Suami tidak disunat
5)     Penyakit kelamin (h. Simplex, vi. Papiloma)
6)     Kurangnya kebersihan alat kelamin (baik pria/wanita)
7)     Sosek rendah (makanan kurang gizi, pengetahuan & perilaku)
8)     Mempunyai banyak anak

C.     ORANG YANG DAPAT TERKENA

Banyak orang yang dapat terjangkit penyakit ini, namun penyakit ini akan lebih cepat menyerang pada:
1.      Seorang perokok. Joakam Dillner, M.D melakukan  penelitian di Karolinska Institute (Swedia) yaitu,  zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim.
2.      Perempuan usia 35-50 tahun, terutama yang telah aktif seksual sejak usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia dini dapat meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar dua kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
3.      Orang yang memiliki banyak lawan seksual, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim.
4.      Jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
5.      Orang yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV.
6.      Orang yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga mudah terinfeksi.

D.    GEJALA DAN TANDA TERJANGKIT KANKER SERVIKS

Tanda dan Gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui tes Pap Smear, atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Pada akhirnya gejala yang ditimbulkan adalah keputihan, perdarahan paska sanggama, dan pengeluaran cairan encer dari vagina. Lalu jika sudah menjadi invasif akan ditemukan gejala seperti perdarahan spontan, perdarahan paska sanggama, keluarnya cairan (keputihan) dan rasa tak nyaman saat melakukan hubungan seksual.

E.     CARA MENDETEKSI TERKENA KANKER SERVIKS

Cara mendeteksi apabila seseorang terkena kanker serviks dapat di lakukan dengan cara:

v  Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
v  Menggunakan asam asetat (cuka) adalah cara mendeteksi yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).

F.      PENULARAN KANKER SERVIKS

Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.


G.    PENGOBATAN DAN PENCEGAHANNYA
Pengobatan kanker mulut rahim ditentukan oleh berat ringan penyakit atau stadium. Umumnya pada stadium awal tindakan operasi menjadi pilihan pertama. Pilihan modalitas pengobatan lain seperti penyinaran dan pemberian sitostatika (kemoterapi) dilakukan pada kasus yang lanjut atau khusus. Ada juga tindakan pengobatan berupa gabungan yang terdiri dari operasi dan radiasi; operasi dan kemoterapi; radiasi dan kemoterapi; atau operasi, radiasi dan kemoterapi.
Upaya pencegahan kanker serviks merupakan langkah yang mesti dilakukan. Cara yang bisa dilakukan dalam rangka menurunkan faktor resiko seperti mencegah hubungan seksual pada usia dini, faktor pada pria, jumlah pasangan seks, dan kebiasaan merokok. Pencegahan ini bertujuan menghilangkan resiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan terhadap virus papiloma manusia.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah memperbanyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning yaitu yang banyak mengandung beta karoten, vitamin C dan vitamin E. Serta vaksinasi terhadap virus papiloma yang bertujuan mencegah dan pengobatan terhadap infeksi virus. Vaksin ini terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang telah menyebabkan 70% seluruh kanker serviks. Selain itu, yang penting juga untuk dilakukan adalah segera lakukan Pap Smear atau hindari menjadi perokok pasif.

DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar