Selasa, 11 Juni 2013

Pengaruh Boraks dan Formalin pada makanan


BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
    A.            Latar Belakang Masalah
Sekarang ini sudah banyak sekali baha kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia  dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahkan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembutan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh krena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakiakn dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.

     B.            Pembatsan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangakan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sngatlah fatal, dari kanker bisa menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaiman kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah ssatu bahan baku pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunan boraks dan formalin dari pangan tersebut serta bagaiman solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mncegah terjadi lagi.
    C.            Perumusan Masalah
1.      Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2.      Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3.      Bagaiman mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4.      Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin?
5.      Bagaimana penaganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secar tuntas?

    D.            Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan formalin. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negative dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan boraks dan formalin pada makanan.

     E.            Metode Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.

     F.            Hipotesa
1.      Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industry tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2.      Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso, dan ikan asin.
3.      Akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan adalah berbagai ganguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena langsung. Dan bila terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
4.      Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak dapat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang keracunan atau terkena pennyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks dan formalin.

    G.            Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapt menghindarinya. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.


BAB II
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan diberbagai industry non pangan, khususnya industry kertas, gelas, pengawet kayu da keramik. Boraks biasa berupa sebuk Kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuatdalam boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam bort sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan :
a.       Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulusi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b.      Tanda dan gejala kronis :
Nafsu makan menurun, gangguan pencernaan, gangguan SSP ( bingung dan bodoh), anemia, rambut rontok, dan kanker.
Sedangkan formalin cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alcohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut :
a.       Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b.      Jika terkena kulit akakn menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal dan kulit terbakar.
c.       Jika terkena mata akan meyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.
d.      Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilang pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak meperhitungkan bahayanya. Pada umunya, alasan para produsen menggunakan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harganya relative murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga dagig ayam.
Boraks dan formalin merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara mengindentifikasi makanan yang mengguanakan boraks dan formalin :
Ø  Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
Ø  Kerupuk yang menggunakan boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Ø  Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cermelang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
Ø  Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
Ø  Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.



BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian koleratif. Yang dimaksud dengan penelitian koleratif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami meghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.

B.     Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab denga jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.

C.    Teknik Analisa Data
Cara kami dalam menganalisa data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama. memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasi jawaban-jawaban daritiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. Langkah beriktnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkan dalam karya tulis ini.




BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi hasil angket sebelumnya.
A.    Pengetahuan Akan Boraks dan Formalin
Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total angket 40 orang yang dibagikan.
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak dari pada yang tidak mngetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyataka mengetahui boraks dan formalin. Sedangkan 27,5 % lainya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin.
Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakanya secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.

B.     Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan
Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti aka dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika dituangkan dalam prosentase adalah sebagai berikut :

1.      Jawaban A : 45 %
2.      Jawaban B : 5 %
3.      Jawaban C : 50 %
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
a.       FORMALIN
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
Pengaruh formalin terhadap kessehatan :
Ø  Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
Ø  Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar.
Ø  Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan.
Ø  Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan syaraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.


b.      BORAKS
Efek tosiknya akan tersa bila boraks dikonsumsi secara komulatif dan penggunaanya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
Ø  Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulusi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
Ø  Tanda dan gejala kronis :
Nafsu makan menurun, gangguan pencernaan, gangguan SSP ( bingung dan bodoh), anemia, rambut rontok, dan kanker.
Formalin dan boraks berupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formali dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin an boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.
C.    Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin dan Boraks
Berdasarkan penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makan yang paling sering diberi formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung formalin dan boraks yang biasa mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.
Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu dan bakso merupakan makanan yang biasa diberi formalin dan boraks. Tahu dan bakso memang culup dikenal sering diberi formalin maupun boraks. Berdasarkan penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks dan formalin pada ikan dan hasil laut meningkati peringkat teratas. Yakni, 66% dari total 786 sampel. Sementara mie basah menempati posisi kedua dengan 57%. Tahu dan bakso berada diurutan berikutnya yakni 16% dan 15%.
Dan dari pernyataan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka palig sering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah makan yang biasa mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka masih tetap sering mengkonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan bakso yang paling serinng sering mengandung formalin dan boraks?. Mungin hal ini disebabkan karena siswa SMA Kanisius percaya bahea para pedagang di Kanisius pasti tidak memberikan formalin maupun boraks pada daganganya, maka mereka tidak takut untuk mengkonsumsinya.
Namun tetap saja, formalin dan boraks sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun berdasarkan hasil penelitian BAdan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah besar.  Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kiat makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin.
Oleh karena itu, dibawah ini kami paparkan mengenai cirri-ciri makanan yang diberi boraks maupun formalin :
a.       Mie basah
Penggunaan formalin pada mie basah akan menyebabkan mie tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tindak lengket,dan mie lebih mengkilap dibadingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mie akan menghilangkan tekstur yang lebih kenyal.
b.      Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak menyengat, bau formalin.

c.       Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar (25 derajat celcius). Teksturnya juga sangat kenyal.
d.      Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25derajat celcius). Warna insang merah tua dan tidak cermelang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
e.       Ikan asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dank eras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandunng air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak berformalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat celcius). Tubuh bersih, cerah.

D.    Peran Pemerintah dalam Memberantas Boraks dan Formalin di Indonesia.
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam mengangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan pulm; menngeluarkan permenkes no 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses prouksi makanan dan minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, dan UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan BPOM tersebut, hanya dianggap gertakan pedagang, karena BPOM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi BPOM tidak melakukan tindakan tegas bagi pedagang yag masih menggunakan boraks an formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
Data angket yang kami sebarkan ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut anda apakah peran pemerintah sudah ada dlam pemberantasan formalin?” dan dari pertanyaan itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 17 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya pemerintah tidak ada sama sekali.
Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius/ tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.



BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulakan bahwa :
a.       Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secar pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
b.      Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
c.       Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

B.     SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut :
·         Berikan penyuluha lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
·         Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
·         Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
·         Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantsan dan pencegahan  penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembelinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar