Minggu, 16 Juni 2013

MPN COLIFORM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air.
Air minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh dari permukaan sungai, kali, dan danau. Persediaan air alamiah semacam itu, terutama kali dan sungai, kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestic, pertanian, dan industry. Banyak penduduk kota tidak menyadari bahwa air yang mereka pakai itu telah digunakan sebelumnya. Penggunaan air kembali air merupakan suatu proses alamiah, sebagaimana diperlihatkan dalam siklus hidrologis. Tetapi di masa kini ada pandangan baru mengenai penggunaan kembali air, meningkatnya jumlah penduduk, adanya kebutuhan air dalam jumlah banyak untuk keperluan industry maupun untuk irigasi daerah pertanian, telah menciptakan tuntutan baru terhadap sumber air yang tersedia. Sejalan dengan hal tersebut, telah timbul minat terhadap pengembangan metode-metode yang dapat diterima untuk membuat air “bekas pakai” menjadi aman dan sesuai untuk digunakan kembali.
Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori: kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air. Dalam bab ini yang akan dibahas ialah kategori hayati.
Dalam bidang mikrobiologi pangan, dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. Dalam hal ini pengertian pangan adalah pangan seperti yang tercantum pada Undang-Undang Pangan No. 7 tahun 1996 yang mencakup makanan dan minuman (termasuk air minum). Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia. Mengapa demikian? Karena bakteri-bakteri indikator sanitasi tersebut pada umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan tersebut pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lainnya yang berbahaya.
Karena mempunyai potensi untuk berlaku sebagai pembawa mikroorganisme patogenik, air dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan.
Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E. coli , karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia, umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan.
Bakteri golongan coliform merupakan bakteri yang dapat hidup hanya pada usus hewan mamalia termasuk manusia. Penyebaran kotoran baik manusian dan hewan yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat menyebabkan lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini. Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat dalam sampel air, dilakukan metode Jumlah Perkiraan Terdekat atau Most Probable Number, untuk menentukan apakah air yang digunakan masih sesuai peruntukannya sebagai air minum atau tidah.
Tulisan ini akan membahas tentang mengapa bakteri-bakteri tersebut diuji sebagai indikator air minum dan apa arti keberadaan bakteri-bakteri tersebut di dalam air minum maupun makanan
1.2  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bakteri coliform dan mengetahui uji coliform dengan metoda MPN (Most Probable Number).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bakteri Coliform
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negative, tidak membentuk spora, aerobic, dan anaerobic fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 C (Pelczar.et.al.,1988).
Coliform digunakan untuk menunjukkan kualitas air minum. Sejumlah besar bakteri yang berbeda, termasuk: E-coli, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Citrobacter dan Proteus termasuk dalam kelompok Coliform total. Kelompok Coliform tinja itu berdasarkan kelompok dari coliform total dan memiliki bakteri lebih sedikit.
Coliform tidak berubah warna atau rasa dari air. Satu-satunya cara untuk mengetahui jika mereka hadir di dalam air adalah tes laboratorium. Mereka semua dapat dihancurkan oleh air mendidih.
Istilah “mikroorganisme indicator” sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam organisme patogenik yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk kedalam air tersebut.
Beberapa ciri penting suatu organisme indicator ialah:
1.      Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2.      Terdalam dalam air bila ada pathogen
3.      Jumlah mikroorganisme indicator berkolerasi dengan kadar polusi.
4.      Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada pathogen.
5.      Mempunyai sifat yang seragam dan mantap.
6.      Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
7.      Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada pathogen.
8.      Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Terdapat 3 jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi yaitu Escherichia coli , kelompok Streptococcus Enterococcus ) fekal dan Clostridium perfringens .
Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi semua persyaratan suatu organism indicator yang ideal ialah Escherichia coli dan kelompok bakteri coli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai indikato polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar.et.al.,1988). Bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia, umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan.
E.coli adalah genus dan spesies dari kelompok Coliform tinja. E.coli hadir di usus hewan berdarah panas dan manusia. Keberadaan E. coli dalam air minum di hampir semua kasus menandakan polusi kotoran segar. Sebagian besar E.coli strain tidak berbahaya, (kecuali strain E. coli 0157: H7) tetapi kehadiran E.coli dalam air menunjukkan probabilitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar